RSS

Those 10 mighty kids just have begun the adventure

Dufuz Madden Filed Under:
Akhirnya, puji syukur kepada Tuhan, kesepuluh anak cerdas ini dapat meneruskan pendidikan ke yang lebih tinggi.
It's your luck fate, NNC!!

Pertama, Chef Executive Officer, Chairman, sekaligus presiden NNC, A. Yuzki F.N. yang menjadi guru mengaji;
kemudian wakilnya yang merangkap menjadi kepala divisi akademik NNC yaitu Joko Tri Wasono yang menjadi tukang listrik;
wakil 2, Diky Julkarnain yang menjadi satpam;
kepala divisi ilmu hitam 1, Feri Dwi Riyanto, yang menjadi pedagang kulakan;
kepala divisi ilmu hitam 2, Nanang Hanani Wijaya, yang menjadi tukang bengkel sekaligus tambal ban;
staf ahli bidang teknologi informasi, Isdaniar Fithrantyo yang menjadi tukang ketik;
staf ahli bidang ilmu lawan jenis, Hendra Adi Prasetyo, menjadi seorang pembantu;
kepala pengembangan keolahragaan dan jasmani, Rizal Fahmi Y., yang sekarang mempunyai industri kelereng;
kepala divisi kepetualangan dan pendakian, Achmad Fauzi Rizal, yang menjadi tukang servis jam tangan;
dan yang terakhir, kepala pengembangan humaniora dan budaya, Nur Choliq Cahyo N. yang menjadi kasir.

Hehe, just kidding.
Semoga kesepuluh anak ini dapat mewujudkan cita-citanya yang jauh lebih tinggi dari yang disebutkan di atas tadi. Amen.

Keep fighting, guys!

edit post

Going to Campus

Dufuz Madden Filed Under:
Huff.
Akhirnya, ospek selesai, meskipun terkesan lebih ke pengarahan ketimbang ospek.
Namanya 'PASCAL', singkatan dari Pengenalan Kampus Science Awal Kuliah (maksa banget ya).

Selama hectic 3 hari di Fakultas MIPA UGM, aku mendapat banyak informasi, salah satunya tentang program dual degree dengan Queensland University of Technology.
Dengan mengikuti program ini, seorang mahasiswa bisa mendapat 2 gelar, S.Kom dan B.IT sekaligus dalam 4 tahun. Sangat menarik.
Mulanya aku tertarik, tapi dengan biaya kuliah AUD 11.000 per semester, membuat niatku batal.
Memang, sekarang ini kuliah di luar negeri adalah sebuah hal yang klise. Kuliah di luar negeri nggak selalu lebih bagus dari di Indonesia, kecuali mesti bagus bahasa inggrisnya. Banyak orang kuliah di luar negeri karena cuma pengen di luar negeri aja, lebih mentereng.


Eh... kok jadi ngomongin luar negeri... swasta dong... (krik)

Di sana aku juga diajari bagaimana caranya demonstrasi (denger2, BEM fakultas MIPA adalah BEM teraktif untuk masalah demo, kedua setelah Fak. ISIPOL). Hari pertama, s
eluruh maba FMIPA digiring dari MU(MIPA utara) menuju MILAN(MIPA selatan). 

What the fuck.

Aku kira itu adalah gedung tak terpakai milik UGM atau apa, ternyata, gedung yang lebih mirip dengan gedung bekas peninggalan Belanda itu adalah MILAN, tempat kuliahku besok. Agak speechless (berarti ngomong dikit2 lah). Secara, prodi Ilmu Komputer lebih banyak menghabiskan waktu kuliahnya di MILAN.
Aku kira tempat kuliah mahasiswa Ilkomp adalah tempat yang hi-tech dengan arsitektur modern-minimalis. Yah nasib.
Jujur, menurutku, gedung MILAN adalah gedung kuliah S1 terjelek di UGM.
But, so what, yang penting adalah otak mahasiswanya, bukan tempat kuliahnya.

Selama mengikuti ospek 3 hari, aku hanya bisa tidur 3 jam sehari, far from ideal. Gimana lagi, tugasnya nggak manusiawi, apalagi dengan bahasa yang cuma dimengerti oleh anak MIPA.


Contoh:

'Membawa benda yang mempunyai indeks bias 1.33 , dapat memantulkan /meneruskan cahaya, bersifat diamagnetic dan mempunyai Mr = 18, sebanyak 0,39526 galon.'
'Membawa benda yang terbuat dari poly vinyl chloride ukuran besar dan sedang dapat digunakan untuk membawa barang dengan cara dijinjing.'
yang ternyata hanyalah air mineral 1.5 liter dan kantung kresek.
Masih banyak lagi tugas-tugas yang jauh lebih memusingkan dari itu.
Oleh karena itu, aku mengambil inisiatif untuk tidur selama ospek berlangsung. Dengan begitu kan, paling nggak kan jam tidurku bertambah beberapa jam. Hehe nggak sih.

Pulang dengan Transjogja, lumayan enak, ada AC, ruang lega, nggak sesak seperti bus kota.
Baru sadar pas itu adalah hari terakhir ospek. Berarti besoknya udah puasa dong!
Aku pulang dengan wajah kusut jam 6 sore. Habis itu tidur, nggak ingat apa2, nggak tarawih saking capeknya. Sekitar 6 jam setelah itu, aku sahur. Sahur dengan mata terbuka 0.4cm. Bayangin aja sipitnya kayak gimana. Setelah itu tidur lagi.

Itulah kisah hari-hari pertamaku di MIPA UGM, kampus pembuat masa depanku. (Haha)

edit post